Indonesia Belum Punya Strategi Pembangunan?

Strategi Pembangunan Indonesia: Apakah Sudah Jelas dan Komprehensif?

Pertanyaan ini sangat krusial. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita luruskan dulu perbedaan antara rencana dan strategi. Banyak orang sering mencampuradukkan dua hal ini. Kedua istilah tersebut sering tertukar, tetapi sebenarnya keduanya sangat berbeda, meskipun dalam praktiknya nanti akan saling melengkapi.

Perbedaan Antara Rencana dan Strategi

Bayangkan kita sedang akan membuat kue. Sebuah rencana bisa diibaratkan sebagai resep untuk membuat kue. Di sana terdapat rincian tentang bahan-bahan yang diperlukan, cara memasak, jumlah yang dibutuhkan untuk setiap bahan, suhu yang diperlukan untuk memasak, dan waktu yang diperlukan. Sedangkan sebuah strategi adalah seperti kita sedang memutuskan kue apa yang akan kita buat berdasarkan bahan yang kita punya, kendala kesehatan yang ada, dan pilihan bahan yang lebih sehat misalnya.

Jadi, sebuah rencana seperti sebuah resep, sedangkan sebuah strategi adalah keputusan tentang kue apa yang mau kita buat, apakah itu kue yang sehat atau kue lapis legit yang sangat enak tetapi tentu saja sangat manis. Rencana menjelaskan langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan tertentu, sementara strategi memberikan arah dan panduan untuk mencapai tujuan dengan melihat gambaran besarnya. Keduanya saling melengkapi, namun berbeda fokus dan cakupannya.

Apakah Indonesia Memiliki Strategi Pembangunan yang Jelas?

Indonesia memang memiliki berbagai dokumen perencanaan seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), hingga visi Indonesia Emas 2045. Namun, apakah itu bisa disebut strategi? Sayangnya belum. Dengan definisi tadi dan yang akan kita bahas, dokumen-dokumen tersebut belum menjadi sebuah rumusan yang bisa kita sebut sebagai strategi komprehensif.

Ada kondisi di mana rencana-rencana pembangunan di Indonesia sering kurang terintegrasi, tidak memperhatikan keunikan tantangan di daerah, dan kurang dijadikan acuan utama dalam perumusan kebijakan. Kita melihat dalam beberapa tahun terakhir, ada kebijakan fundamental yang diputuskan di saat-saat akhir tanpa bangunan konstruksinya dalam perencanaan. Hal ini tentu saja karena tidak ada strategi yang jelas, sehingga pembangunan menjadi tidak efektif dan tidak merata.

Tantangan Global yang Dihadapi

Berbagai tantangan global seperti perubahan iklim, revolusi industri, disrupsi teknologi, dan digitalisasi proses bisnis membutuhkan tindakan antisipatif. Strategi pembangunan kita harus cukup adaptif dan visioner untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Selain itu, kita juga harus mengaitkan strategi pembangunan kita dengan visi misi negara sebagaimana disebutkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4. Ada empat misi negara yang harus diperhatikan, seperti memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Merumuskan Strategi yang Komprehensif

Merumuskan strategi yang komprehensif bukan pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan kajian, kolaborasi sektoral, dan keterlibatan aktif dari berbagai kalangan termasuk masyarakat luas. Namun, dengan komitmen dan kerja keras, kita bisa mewujudkan strategi pembangunan Indonesia yang komprehensif. Untuk lebih jelas, mari kita lihat perbandingan antara rencana dan strategi:

Fokus

Rencana berorientasi pada tindakan, menjelaskan langkah-langkah konkret yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, dalam pembuatan kue, rencana mencakup langkah-langkah spesifik seperti mencampur bahan, memanggang, dan menghias kue. Sedangkan strategi berorientasi pada tujuan, memberikan panduan tentang apa yang ingin dicapai dan bagaimana mencapainya secara keseluruhan. Dalam konteks pembuatan kue, strategi adalah memutuskan jenis kue apa yang akan dibuat berdasarkan bahan yang tersedia dan preferensi kesehatan.

Rincian

Rencana bersifat sangat terperinci, memberikan langkah demi langkah yang harus diikuti untuk mencapai tujuan. Setiap tindakan dan proses dijabarkan secara mendetail. Sebaliknya, strategi hanya memberikan gambaran besar tentang bagaimana tujuan dapat dicapai. Strategi tidak terikat pada langkah-langkah spesifik, tetapi lebih pada konsep dan arah yang ingin ditempuh.

Fleksibilitas

Rencana cenderung kurang adaptif dan membutuhkan revisi ketika ada perubahan situasi. Misalnya, jika ada perubahan dalam bahan atau kondisi, rencana harus diubah dan disesuaikan. Di sisi lain, strategi lebih adaptif terhadap situasi yang berubah. Strategi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi tanpa harus melakukan revisi menyeluruh, karena fokusnya pada gambaran besar dan arah yang ingin dicapai.

Jangka Waktu

Rencana biasanya memiliki jangka waktu yang lebih pendek, seperti enam bulan hingga satu tahun. Rencana dibuat untuk periode tertentu dan berfokus pada pencapaian tujuan dalam waktu yang relatif singkat. Sebaliknya, strategi biasanya berjangka waktu panjang, bisa mencapai tiga, lima, sepuluh, lima belas, atau bahkan lima puluh tahun. Strategi mempertimbangkan tujuan jangka panjang dan arah yang ingin dicapai dalam periode waktu yang lebih lama.

Komponen

Rencana terdiri atas tugas-tugas spesifik, jadwal, sumber daya yang diperlukan, dan anggaran. Semua elemen ini dijabarkan secara rinci untuk memastikan setiap langkah dapat dilaksanakan dengan tepat. Di sisi lain, strategi mencakup analisis kompetitif, posisi yang ingin dibangun, dan diferensiasi yang diinginkan. Komponen strategi lebih berfokus pada analisis mendalam dan pemetaan arah jangka panjang dibandingkan dengan detail operasional sehari-hari.

Dengan memahami perbedaan-perbedaan ini, kita dapat lebih jelas melihat bahwa rencana dan strategi saling melengkapi namun memiliki peran yang berbeda dalam pencapaian tujuan pembangunan. Rencana memberikan panduan konkret tentang langkah-langkah yang harus diambil, sementara strategi memberikan gambaran besar dan arah untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Kerugian Tanpa Strategi yang Komprehensif

Apa yang akan terjadi jika kita tidak memiliki strategi pembangunan yang komprehensif? Berikut lima kerugian yang akan kita alami:

1. Ketidakjelasan Arah dan Prioritas: Tanpa strategi, negara tidak bisa mewujudkan tujuan tertentu yang diarahkan oleh misi negara.
2. Ketidakmampuan Menghadapi Tantangan dan Memanfaatkan Peluang: Tanpa strategi yang jelas, tantangan dan peluang diatasi secara ad hoc.
3. Pengambilan Keputusan Tidak Efektif: Tanpa tujuan yang jelas, pengukuran efektivitas menjadi sulit.
4. Ketidakstabilan dan Ketidakpercayaan: Gejolak politik dan ketidakjelasan strategi menyebabkan ketidakstabilan.
5. Keterpurukan dan Kemunduran: Tanpa strategi yang komprehensif, kita mengalami kemunduran di berbagai bidang seperti pemberantasan korupsi, ketimpangan sosial, dan kesiapan menghadapi bencana.

Jika kita belum memiliki strategi yang komprehensif, sudah saatnya pemerintah bersama-sama dengan masyarakat merumuskan sebuah strategi nasional yang tidak sekadar rencana.

Demikian pembahasan kita kali ini. Sampai jumpa di episode mendatang dengan topik yang tidak kalah menarik. Terima kasih dan tetap semangat untuk membangun Indonesia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *